Gaya Kepemimpinan Otoriter
Adelina Frisila
2MA03
10819134
adelinafrisila95@gmail.com
Tugas Individu III
A. Nama Pemimpin : Ir. Soeharto
B. Kasus
Suharto, suara dari Timur: antara 'diktator sukses' dan 'penindas kejam'
Begitu banyak yang sudah terjadi sejak dua puluh tahun lalu, ketika gelombang reformasi yang dipelopori mahasiswa dan pra pegiat demokrasi menjatuhkan Soeharto dari 32 tahun kekuasaan yang sebagian besar dijalankannya dengan tangan besi.
Menoleh ke belakang, orang memandang Soeharto dengan cara yang berbeda. Sebagian menganggapnya sebagai koruptor dan penindas yang seharusnya diadili sebelum meninggal. Namun ternyata banyak juga yang memandang Suharto dengan hormat dan menganggapnya sebagai tokoh yang berjasa.
Timor Leste dan Papua adalah dua kawasan yang akan selalu melihat Suharto dengan pandangan khusus.Di Timor Leste, Suharto akan selalu dikenang sebagai tokoh yang pada tahun 1975 mengambil keputusan untuk mengerahkan tentara Indonesia meintasi perbatasan. Dan menduduki negeri itu, menyatukannya dengan Indonesia dengan kemasan 'integrasi' melalui Deklarasi Balibo.
Pemerintah Soeharto pun menjalankan apa yang dibanggakan sebagai pembangunan besar-besaran di berbagai bidang di sana, namun sebagian dengan jalan kekerasan. Sebelum akhirnya Timor Timur merdeka melalui referedum akhir tahun 1999, dan menjadi Timor Leste. Sementara di Papua, Suharto dikenang dengan kebijakan tangan besinya dalam memadamkan gerakan kemerdekaan.
C. Sejarah Kepemimpinan
Berawal dengan adanya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada 1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir. Kemudian berganti pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif maupun keputusan. Selain itu juga tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi bahaya dan konsisten dengan segala keputusan yang telah ditetapkan.
Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif. Kemudian juga mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.
Di tahun-tahun pemerintahan Soeharto diwarnai dengan praktik otoritarian. Di mana tentara memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwi fungsi ABRI memberikan kesempatan kepada militer untuk berperan di bidang politik. Di samping perannya sebagai alat pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun, dengan mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri, dengan cara pembatasan jumlah partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik.
Di era kepemimpinan Soeharto, sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan kepada militer, dan semua tantara. Kebijakan unik lainnya adalah semua pegawai negeri hanya dapat memberikan suara kepada satu partai penguasa yaitu Golkar.
Merujuk pada penjelasan singkat di atas, jelas sekali terlihat bahwa mantan Presiden Soeharto memiliki gaya kepemimpinan otoriter, dominan, dan sentralistis. Ia pun memiliki masa kekuasaan terlama di Indonesia, yaitu 32 tahun. Selama itu pula, praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, tumbuh subur di negeri ini. Hingga akhirnya ia jatuh di tangan pergerakan reformasi.
Comments
Post a Comment